Melihat Kemeriahan Festival Ngedodol Betawi Khas Warga Kertarahayu Cikarang : Kenang Momen Jelang Lebaran di K
KABUPATEN BEKASI - Pagi itu, matahari belum meninggi, tetapi puluhan warga Desa Kertarahayu sudah berkumpul bareng-bareng membuat dodol. Masing-maisng warga membawa peralatan pendukung meracik adonan dodol. Aksi kumpul bareng membuat dodol yang dilakukan warga Desa Kertarahayu dalam rangka memeriahkan Fetival Ngedodol, Minggu (24/4) kemarin. Ada 6 rukun warga (RW) yang memeriahkan Festival Ngedodol yang diselenggarakan Pemerintah Desa Kertarahayu, Setu, Kabupaten Bekasi. Kepala Desa Kertarahayu, Rudi Catur Pribadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk melestarikan tradisi masyarakat yang mulai memudar seiring perkembangan zaman. "Festival Ngedodol ini biar kita mengenang momen mau lebaran, pas di kampoeng kita, salah satu tepat wisata. Nanti kita buat untuk acara tradisional tempo dulu untuk kami kembalikan," jelas dia saat diwawancarai. Dodol yang dibuat warga adalah dodol khas betawi. Rudi mengaku terharu melihat antusiasme warga dari segi kebersamaan dan kekompakan. "Terasa lebarannya. Kalau sekarang kita mau dodol, maunya instan, beli. Ini untuk menghidupkan kembali tradisi kita pada zaman dulu," kata dia. Ada perbedaan dodol Betawi khas Kertarahayu dibandingkan dodol Betawi lainnya, salah satunya dari segi peralatan memasaknya. "Dodol lain wajannya bukan dari tembaga. Nanti bisa menimbulkan rasa dan aroma yang berbeda. Di sini kita pakai alat tradisional semua," terang Rudi. "Adukannya dari kayu aren, wajan dari tembaga, dan tungku dari pongkol pisan batu. Dari orang tua zaman dulu mau Lebaran pakai ini. Saya minta jangan dirubah, biar alami seperti dulu. Supaya anak-anak kita tahu juga," sambungnya. Durasi pembuatan dodol rata-rata 8 jam, tetapi bisa lebih lama juga tergantung bahan yang digunakan. Hasil dari pembuatan dodol ini akan dibagi-bagikan kepada warga. Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kertarahayu, Dedi, menjelaskan Festival Ngedodol merupakan bentuk kelestarian budaya di Desa Kertarahayu. "Rencananya kita akan rutin membuat ini jelas momen hari raya Idul Fitri. Karena, era sekarang ini budaya jelang Lebaran ini mulai terkikis zaman," jelas dia. Lanjut Dedi, pihaknya berencana menggelar Festival Desa yang tersentralisasi di satu tempat, yaitu Kampoeng Kita. "Harapan kita, mudah-mudahan dengan festival dodol ini masyarakat jangan meninggalkan budaya. Dan, tergugah kembali untuk melestarikannya," demikian dia. Dalam festival ngedodol tersebut warga sudah bersiap mulai Minggu pagi. Masing-masing RW menggunakan racikan bahan yang berbeda. Alat yang digunakan masih mempertahankan unsur tradisional, seperti wajan dari tembaga, alat pengaduk dari kayu aren, dan tungku dari pangkal pohon pisang batu. (dim/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: